A.
Judul
MENINGKATKAN MINAT DAN
KREATIVITAS SISWA KELAS IV SD PEDURUNGAN LOR 01 DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI
NUSANTARA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIVE TIPE JIG SAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
B.
Bidang Kajian
Mata
Pelajaran : Seni Tari Nusantara
Pendekatan : kooperatif tipe jigsaw
media :
audio visual
C.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Undang
– undang system pendidikan RI Nomor 20 tahun 2003 bertujuan bahwa semua peserta
didik diharap menjadi manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga
Negara yang demokratif serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan itu, di sekolah perlu dilaksanakan pembelajaran yang komprehensif
yang mengarah pada bagaimana kehidupan manusia pada masa kini maupun masa depan
ada dalam semua mata pelajaran. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas
tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah
satu wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena
itu pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Kebijaksanaan baru ini mempengaruhi fungsi Sekolah
Dasar, Sekolah Dasar tidak lagi sekadar berfungsi sebagai sarana sosialisasi
dan memberikan keterampilan “baca, tulis, hitung” dan setumpuk pengetahuan yang
telah dipelajarinya. Namun, diharapkan agar keseluruhan keterampilan ini harus
bermakna bagi anak. Keterampilan tersebut dapat dijadikan alat untuk memecahkan
permasalahan permasalahan dalam kehidupan anak pada saat ini dan masa
mendatang.
Pendidikan seni di Sekolah Dasar dilaksanakan
melalui mata
pelajaran Seni Budaya dan
Kerajinan Tangan ( SBK )mempunyai tujuan: (1) mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan siswa melalui penelaahan jenis, sifat,fungsi, alat, bahan, proses
dan teknik dalam membuat berbagai produk teknologi serta seni yang berguna bagi
kehidupan manusia, (2) mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif,
ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi
terhadap hasil karya seni dan
keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara, dan (3) menumbuh
kembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan, kekaryaan,
dan kewirausahaan.
Pendidikan seni, sebagai bagian dari mata pelajaran
yang harus dikuasai oleh siswa merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan untuk membentuk manusia berkualitas, khususnya dalam menari merupakan
pendekatan yang ideal dengan tujuan merangsang daya imajinasi dan kreativitas
dalam berfikir serta membentuk jiwa melalui pengalaman emosi, imajinatif, dan
ungkapan kreatif.
Menyadari
besarnya manfaat pembelajaran Seni Tari maka perlu diterapkan inovasi pembelajaran
yang dapat meningkatkan partisipasi dan kreativitas belajar siswa sehingga
tidak membosankan
Rendahnya minat siswa dalam proses belajar mengajar Seni Tari dapat
mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal sehingga hasil yang didapat
tidak maximal. Kondisi siswa kelas IV SD Pedurungan Lor 01 berjumlah 38 siswa
relative heterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik, maupun sarana
yang dimilikinya. Berdasarkan segi pemilikan buku paket yang dimiliki siswa
cukup kecil, yaitu dari 38 siswa yang memiliki buku paket hanya 15 siswa saja, Hanya
kurang lebih 25 % saja siswa yang berminat aktif dan kurang lebih
75 % siswa tidak menunjukkan minatnya.
Hasil pengamatan peneliti
terhadap nilai mata pelajaran Seni Tari untuk pokok bahasan tari nusantara
dikhususkan pada Tarian Nusantara di kelas IV SD Pedurungan Lor Semarang adalah
sebagai berikut. Dari 38 Siswa, yang memperoleh nilai di atas 80 hanya 4 orang
siswa atau 10%, yang memperoleh nilai antara 60 s/d 79 ada 6 siswa atau 15 %,
dan siswa yang nilainya kurang dari 60 ada 28 siswa atau 75 %. Setelah kami
analisis, ternyata siswa-siswa yang memperoleh nilai tinggi adalah siswa-siswa
yang mempunyai minat yang cukup tinggi terhadap Seni Tari. Sedangkan
siswa-siswa yang nilainya rendah, minat dikelasnya juga rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa
jika kita ingin meningkatkan hasil belajar siswa, maka kita harus dapat
meningkatkan minat siswa. terhadap mata pelajaran yang dipelajari. Apabila seseorang menaruh perhatian
terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan
secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya dan akan menjadikan
anak lebih kreative. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu
kegiatan. Keterikatan dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan
minat dan kreatif anak
2.
Perumusan Masalah
è 1. Bagaimanakah
meningkatkan minat siswa kelas IV SD Pedurungan Lor 01 Semarang dalam
pembelajaran Seni Tari ?
2.Bagaimanakah meningkatkan kreatifitas siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 Semarang dalam pembelajaran Seni Tari ?
3.
Pemecahan masalah
:
Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jig
saw media audio visual dengan alur :
1. Guru Membagi Kelompok belajar heterogen dengan 6 - 7 orang anggota
menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli.
2. Pemilihan
topik pembelajaran Seni Tari Nusantara ditentukan Guru dengan topik Tari
Semarangan yang berasal dari Kota Semarang.
3. Siswa
mempelajari materi dengan melihat berbagai tari Semarangan melalui VCD dalam
kelompok “ahli” kemudian anggota kelompok asal mempelajari materi itu.
4.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
è Tujuan umum penelitian ini ingin meningkatkan minat dan kreatifitas
siswa kelas IV SD Pedurungan Lor 01 Semarang dalam pembelajaran Seni Tari
Tujuan
Khusus :
Ø
Bagi Siswa:
Untuk meningkatkan minat dan kreatifitas siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 Semarang dalam pembelajaran Seni Tari melalui Metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dengan media audio visual
Ø Bagi Guru
Guru akan lebih menguasai cara mengajar pelajaran seni tari
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jig saw
Guru akan lebih mengerti manfaat dari audio visual untuk
pembelajaran
Ø
Bagi hasil belajar
Siswa diharapkan dapat mencapai nilai KKM yang sudah
ditentukan untuk pelajaran SBK terutama Seni Tari yaitu nilai 70 sehingga dapat
dikatakan tuntas dalam belajar
5.
Manfaat Penelitian
Ø Bagi Siswa
- Siswa menjadi lebih senang belajar Seni Tari
- Menumbuhkan sikap kritis
dan demokratis pada siswa.
- Melatih siswa untuk dapat
bekerja sama.
- Melatih siswa menjadi
seorang ahli
- Melatih siswa untuk saling
menghargai
Ø Bagi Guru
-
Memperluas wawasan guru mengenai penelitian tindakan kelas
dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
-
Memperluas pengetahuan guru tentang manfaat audio visual
bagi pembelajaran
-
Sebagai salah satu alternatif dan pandangan dalam melaksanakan pembelajaran
sehari - hari
Ø Bagi Sekolah
-
Dengan Meningkatnya hasil
belajar siswa maka akan berpengaruh pada nama sekolah di mata masyarakat
sekitar dan menambah kepercayaan masyarakat sekitar terhadap mutu pendidikan
sekolah .
-
Sekolah akan lebih mencetak
siswa yang sarat dengan kreativitas dan ketrampilan
D.
Kajian Pustaka
1.
Pengertian minat
Menurut Paul B. Diedrich
(dalam Sardiman, 1990 : 99-100) aktivitas siswa digolongkan menjadi 8 golongan,
yaitu : visual activities, oral activities, listening activities, writing
activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan
emotional activities.
Visual activities meliputi
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
Oral activities misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, interupsi, dan diskusi. Listening
activities; misalnya mendengarkan uraian, percakapan, musik, pidato. Writing
activities; misalnya menulis cerita, karangan, laporan. Drawing activities;
misalnya menggambar, membuat grafik, peta. Motor activities; misalnya melakukan
percobaan, membuat konstruksi. Mental activities; misalnya menanggapi,
menganalisa, mengambil kesimpulan. Emotional activities; misalnya menaruh
minat, merasa bosan, berani, gembira, dan sebagainya.
Minat
adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan
penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya,
1978:94)
Menurut Soesilowindradini
(dalam Tuharjo,1989:13), “suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan
menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan
terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin
yang dapat menimbulkan motivasi. Purnama (1994:15) menjabarkan karakteristik
individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian
yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan,
mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang
positif. Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Slameto dalam
(TomiDarmawan,2007) yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada
hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin
besar minatnya”. Suyanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian
yang tidak sengaja yag terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat
dan lingkungan. Utami dan Fauzan dalam (Tomi Darmawan,2007) memandang minat
sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk
tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Winkel (1987:105) menyatakan
“bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa
tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi
itu”.
Dari
berbagai pendapat tersebut dapat ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam
pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan
kesenangan. Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997 : 370). Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.Minat dan sikap merupakan dasar
bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik
minatnya. (Gunarso,1995 : 68). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock,
1995 : 144).
Kesimpulan
dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat merupakan suatu
perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan
dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai
dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995 : 117)
a) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman
pribadi dan apa yang pernah dipelajari
baik di rumah, sekolah dan
masyarakat serta dan berbagai jenis media
massa.
b) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek
kognitif, minat dinyatakan dalam
sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan minat.
Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting
yaitu orang tua, guru dan
teman sebaya terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan minat
tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau
tersirat dalam berbagai bentuk
media massa terhadap kegiatan itu.
c) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi,
urutannya tepat.
Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga
keluwesan dan
keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan
lambat.
Macam minat
Minat dibedakan menjadi 2
yaitu: (Witherington, 1999 : 26)
a) Minat primitif
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang
berkisar soal makanan
dan kebebasan aktifitas.
b) Minat kultural
Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal
dari perbuatan yang
lebih tinggi tarafnya.
Kriteria Minat
Menurut Nursalam (2003), minat
seseorang dapat digolongkan
menjadi
a) Rendah :
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
b) Sedang :
Jika seseorang menginginkan
obyek minat akan tetapi
tidak dalam waktu segera.
c) Tinggi :
Jika seseorang sangat
menginginkan obyek minat
dalam waktu segera.
Cara
menimbulkan minat
Minat dapat ditimbulkan dengan cara: (Effendi dan
Praja, 1993 : 72)
a)
Membangkitkan
suatu kebutuhan.
b)
Menghubungkan
dengan pengalaman yang lampau.
c)
Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih
baik.
2. Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu
bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan.
Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan
definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas
menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas
tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam
empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses,
Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam
dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of
creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on
the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi
Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in
flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni
Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses
atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek
proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas
ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai
berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001
mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang
kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam
menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif
(divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam
dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from
the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan
yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta
inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu
menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan
baru.
4. Definisi Kreativitas dalam
dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas,
seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula
menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru
tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji
dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita
dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan
acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
3.
Pengertian Seni Tari
Istilah seni pada mulanya
berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada
juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius
atau jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya
Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil
1.
Pengertian
menurut para ahli budaya
Ø Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni
adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam
kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok.
Ø Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan
rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya
mempunyai untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya
Ø Ki Hajar Dewantara, seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul
dari perasaan dan sifat indah, hingga menggerakan jiwa perasaan manusia
Ø Plato dan Reuseau berpendapat, seni adalah hasil peniruan dari alam
dengan segala seginya
2. Cabang – cabang seni
Seni sebagai media pengungkapan
terbagi atas 5 cabang yaitu :
Ø Seni rupa yaitu seni yang mengungkapkan melalui media bahan, cat
(pewarna), garis dan bentuk
Ø Seni musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian
atau suara
Ø Seni Tari, yaitu media seni
yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh
Ø Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan
bahasa
Ø Seni Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak,
bunyi/suara dan rupa (merupakan seni multimedia)
Tari merupakan salah satu
cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh.
Kesejalanan
yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih banyak diperdebatkan.
Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu sendiri yang
berkembang di masyarakat. Pendapat para ahli tentang tari juga masih beragam
yaitu :
1. Hawkin menyatakan bahwa tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui
media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si
pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan
penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui
media ungkap yang disamarkan.
2. La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis
dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
3. Suryo mengedepankan tentang tari dalam
ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya
merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.
4. Tari disampaikan oleh Soedarsono bahwa
tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah.
5. Soeryodiningrat memberi warna khasanah
tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama
6. M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa
gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari.
7. Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan,
tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui
rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu.
4. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce (dalam Lince, 2001:13) bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Sedangkan
Arends (1997) menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu kepada pendekatan
pembelajaran, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dalam penelitian ini diartikan sebagai
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas.
Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
adalah suatu strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil saling
memiliki tingkat kemampuan berbeda. Menurut Thomson (dalam Lince, 2001:14),
pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada
pembelajaran. Nur (2005:2) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas. Tidak ada lagi sebuah
kelas yang sunyi selama pembelajaran. Siswa dapat saling membantu satu sama
lain guna menuntaskan bahan ajar akademiknya. Pada pembelajaran kooperatif
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik
di dalam kelompoknya. Contohnya menjadi pendengar yang baik, memberikan
penjelasan atau demonstrasi kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi
lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
diajarkan.
Model pembelajaran kooperatif
mempunyai beberapa tipe, yaitu Student teams Achievement Division (STAD),
Jigsaw, Investigasi Kelompok, dan pendekatan structural (Muslimin, 2000:20).
Tabel Perbandingan ke Empat
Tipe dalam
Model Pembelajaran Kooperatif
TINJAUAN
ASPEK
|
STAD
|
JIGSAW
|
INVESTIGASI
KELOMPOK
|
PENDEKATAN
STRUKTURAL
|
|
Tujuan
Kognitif
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi
aka-demik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
|
Informasi
akademik sederhana
|
|
Tujuan
Sosial
|
Kerja
kelompok dan kerja sama
|
Kerja
kelompok dan kerja sama
|
Kerjasama
dalam kelom pok komplek
|
Kerempilan
kelompok & keterampilan sosial
|
|
Struktur
Tim
|
Kelompok
belajar heterogen dg 6-7 orang anggota
|
Kelompok
belajar heterogen dg 6-7 orang ang gota menggu-nakan pola ke lompok asal dan
kelompok ahli
|
Kelompok
belajar dg 6-7 anggota homogen
|
Bervariasi
berdua, bertiga, kelompok dengan 6-7 orang anggota
|
|
Pemilihan
Topik Pelajaran
|
Biasanya
guru
|
Biasanya
guru
|
Biasanya
siswa
|
Biasanya
guru
|
|
Tugas
utama
|
Siswa
dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan
materi belajarnya.
|
Siswa
mempelajari materi dalam kelompok “ahli” kemu-dian anggota kelompok asal
mempelajari materi itu.
|
Siswa
menyelesaikan inkuiri kompleks.
|
Siswa
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan social dan kognitif.
|
|
Penilaian
|
Tes
mingguan
|
Bervariasi,
dapat berupa tes mingguan.
|
Menyelesaikan
proyek dan menulis lapo-
|
Bervariasi
|
|
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
mempunyai 6 langkah/fase utama sebagai berikut.
Tabel Fase-fase
dalam Pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Kegiatan Guru
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase 2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan
(demonstrasi ) atau teks.
|
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar.
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang
efisien.
|
Fase 4
Membantu kerja kelompok dalam belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
|
Fase 5
Mengetes materi
|
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan
hasil-hasil pekerjaan mereka.
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.
|
Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw adalah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
orang anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan materi
belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Nur, 2005:63). Banyaknya anggota kelompok dalam pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw biasanya terdiri dari 6 - 7 orang. Setiap anggota
kelompok memiliki tugas masing-masing, dan mereka wajib menjelaskan apa yang
ditugaskannya itu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang mendapat
tugas penguasaan materi itu disebut kelompok ahli. Sedangkan kelompok yang
dibentuk pertama kali oleh guru disebut kelompok asal.
5.
Pengertian media pembelajaran
Kata media
berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar.
Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang
pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media
adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh
Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
a.
Jenis
– jenis media
Banyak
sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi
dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media.
Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
1.
Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin,
papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2.
Gambar
gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.
3.
Rekaman
bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4.
Televisi
5.
Benda
– benda hidup, simulasi maupun model.
6.
Instruksional berprograma
ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain,
jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut :
1.
Dilihat
dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan
media Audio Visual.
2.
Dilihat
dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan
media pengajaran individual.
3.
Dilihat
dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah
dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4.
Dilihat
dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.
b.
Manfaat media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu
dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa
kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam
menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar
bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan
dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum
manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
1.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata- katanya, tetapi
tidak tahu maksudnya)
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.
Dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif siswa.
4.
Dapat
menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya manfaat media menurut
Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1.
Membuat
konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2.
Membawa
obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3.
Menampilkan
obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4.
Menampilkan
obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5.
Memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat.
6.
Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung
dengan lingkungannya.
7.
Membangkitkan
motivasi belajar
8.
Memberi
kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9.
Menyajikan
informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
10.
Menyajikan
informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11.
Mengontrol
arah maupun kecepatan belajar siswa.
6.
Pengertian Audio Visual
Audio Dalam sistem komunikasi
bercirikan video, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah
ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem-sistem yang berkaitan dengan
proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan/penangkapan suara,
sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya.
Macam macam audio visual
1. Audiovisual Perangkat soundsistem yang dilengkapi dengan penampilan
gambar, biasanya digunakan untuk presentasi, home theater, dsb.
2. Audio Streaming istilah yang dipergunakan untuk mendengarkan siaran
secara live melalui Internet. Berbeda dengan cara lain, yakni men-download file dan menjalankannya di
komputer kita bila download-nya sudah selesai, dengan streaming kita dapat
mendengarnya langsung tanpa perlu mendownload file-nya sekaligus. Ada bermacam-macam audio streaming, misalnya Winamp (mp3), RealAudio
(ram) dan liquid radio.
3. Audio response Suara yang dihasilkan oleh komputer.Output
pembicaraan yang dihasilkan komputer untuk menanggapi input jenis khusus,
misalnya permintaan nomor telepon
4. Audio Oscillator Merupakan produk dari
perusahaan Hewlett Packard yang pertama. Produk ini digunakan oleh Walt Disney
Studios dalam pembuatan filmnya yang berjudul Fantasia
5. Audio Modem Riser Sebuah kartu plug-in
untuk motherboard Intel yang memuat sirkuit audio dan atau sirkuit modem. AMR
memuat fungsi-fungsi analog (kode-kode) yang dipelukan untuk operasi modem dan
atau audio.
Ditinjau dari segi bahasa pengertian audio
visual :
è Audio: radio (suara) Visual : grafik, gambar, dapat
dilihat
Jadi Audio Visual : kombinasi
antara gambar dan suara
Fungsi dari Audio Visual :
1.
Fungsi Atensi: menarik dan mengarahkan perhatian komunikan untuk berkonsentrasi
pada isi dakwah yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
2. Fungsi Kognitif: memperlancar
pencapaian, bertujuan untuk memahami dan mengingat pesan yang disampaikan.
3. Fungsi Kompensatoris: membantu
mengakomodasi komunikan yang lemah dan lambat dalam memahami uji materi dakwah
E. METODE PENELITIAN
1. Subjek
penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 jumlah siswa 38 orang. Terdiri dari 18 perempuan dan 20 laki
– laki.
2. Variable / Faktor yang diselidiki
- Minat siswa dalam pembelajaran Seni Tari
-
Kreativitas siswa dalam
memperagakan Tarian
-
Aktivitas yang dilakukan guru dalam
pembelajaran sudah menunjang apa belum
-
Hasil belajar dalam Seni Tari
3. Prosedur / langkah – langkah PTK
- Perencanaan
1. Menyusun RPP dan KD
2. Menyiapkan instrument penelitian
untuk guru dan siswa
3. Menyiapkan format evaluasi pretes
atau postes
4. Menyiapkan sumber belajar
- Tindakan
1. Melakukan apersepsi dan motivasi
2. Menjelaskan model pembelajaran
kooperatif jigsaw
3. Membagi siswa dalam 6 kelompok
4. Memulai Pembelajaran
- Pengamatan
1.Mengamati kegiatan siswa selama
pembelajaran menggunakan instrument pengamatan
2. Mengevaluasi respon siswa dengan
angket
3. Mengevaluasi kegiatan menggunakan
angket guru
- Refleksi
dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus
tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
4. Siklus Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
- Menyusun RPP pada KD Seni Tari
Semarangan
- Menyiapkan instrument penelitian
untuk guru dan siswa
- Menyiapkan format evaluasi pretes
atau postes
- Menyiapkan sumber belajar materi
Tari Semarangan dengan media VCD
b. Tindakan
- melakukan apersepsi, motivasi untuk
mengarahkan siswa dengan meminta
siswa melihat VCD tari
- Menjelaskan tujuan belajar yaitu mempelajari
gerakan tari Semarangan
- Menjelaskan
materi pelajaran dengan menjelaskan langkah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
-
Guru mendemonstrasikan Tari Semarangan
-
Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok dengan anggota
6-7 orang.
-
Guru menunjuk salah satu siswa dalam kelompok yang dianggap mampu
untuk berkumpul menjadi kelompok ahli.
-
Setelah diberikan pengarahan kepada kelompok ahli, para
siswa kelompok ahli kembali pada kelompoknya. Selanjutnya kepada masing – masing diberikan VCD berisikan Tari Semarangan.
-
Siswa menerima peragaan demonstrasi dari ahli.
-
Diskusi kelompok. Para Siswa ahli mendiskusikan Gerakan Tari
Semarangan tersebut dalam kelompok-kelompok ahli.
-
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok
asal mereka untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok..
-
Siswa melakukan pendalaman gerakan Tari Semarangan dengan dibimbing siswa ahli.
-
Secara berkelompok siswa menyajikan Tari Semarangan.
c. Pengamatan
-
Mengamati kegiatan guru dan
siswa dengan menggunakan instrument pengamatan
-
Mengevaluasi respon siswa
selama pembelajaran
-
Mengevaluasi kegiatan guru
dengan angket guru
d. Refleksi
-
Memperhatikan kelancaran dan
partisipasi diskusi pada siklus I
-
Melihat ada kesulitan atau
tidak dalam menemukan hasil
Siklus II
a. Perencanaan
-
Menyusun RPP pada KD Seni Tari
Semarangan
-
Menyiapkan instrument
penelitian untuk guru dan siswa
-
Menyiapkan format evaluasi
pretes atau postes
-
Menyiapkan sumber belajar
materi Seni Tari Semarangan dengan Media VCD
b. Tindakan
melakukan apersepsi, motivasi untuk
mengarahkan siswa dengan meminta
siswa melihat VCD tari
- Menjelaskan tujuan belajar yaitu
mempelajari gerakan tari Semarangan
-
Menjelaskan materi pelajaran dengan menjelaskan langkah model
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
-
Guru mendemonstrasikan Tari Semarangan
-
Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok dengan anggota
6-7 orang.
-
Guru menunjuk salah satu siswa dalam kelompok yang dianggap mampu
untuk berkumpul menjadi kelompok ahli.
-
Setelah diberikan pengarahan kepada kelompok ahli, para
siswa kelompok ahli kembali pada kelompoknya. Selanjutnya kepada masing –
masing diberikan VCD berisikan Tari
Semarangan.
-
Siswa menerima peragaan demonstrasi dari ahli.
-
Diskusi kelompok. Para Siswa ahli mendiskusikan Gerakan Tari
Semarangan tersebut dalam kelompok-kelompok ahli.
-
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok
asal mereka untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok..
-
Siswa melakukan pendalaman gerakan Tari Semarangan dengan dibimbing siswa ahli.
-
Secara berkelompok siswa menyajikan Tari Semarangan.
c. Pengamatan
-
Mengamati kegiatan guru dan
siswa dengan menggunakan instrument pengamatan
-
Mengevaluasi respon siswa
selama pembelajaran
-
Mengevaluasi kegiatan guru dengan
angket guru
d. Refleksi
-
Memperhatikan kelancaran dan
partisipasi diskusi pada siklus II
-
Melihat ada kesulitan atau
tidak dalam menemukan hasil
5. Data dan cara pengumpulan data
5.1 Sumber Data
- Siswa : Hasil observasi jalannya diskusi
- Guru : angket cara penyampaian materi guru
- Data dokumen : Hasil evaluasi
siswa dengan menarikan Tari
Semarangan
6. Tehnik Analisis Data
1.
Data Kuantitatif diambil dengan
cara memberikan tes kepada siswa setelah selesai tindakan dianalisa dengan
memperagakan Tari Semarangan secara kelompok.
|
N-R x100%
Keterangan
:
P = Persentase peningkatan
N = Nilai sesudah diberikan tindakan
R = Nilai sebelum tindakan
2.
Data kualitatif pelaksanan
pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan kolaborator selama pelaksanaan
tindakan tiap siklus menggunakan instrument observasi kegiatan guru dan siswa
selama KBM
7. Indikator keberhasilan
1.
Kriteria siswa sekurang –
kurangnya memperoleh nilai 70
2.
Kriteria penyampaian materi
guru sekurang kurangnya baik
3.
80% siswa pengalami peningkatan
dalam minat dan kreativitas dalam pembelajaran Seni Tari
F. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SD Negeri Pedurungan Lor
01 Kelas 4 semester II Tahun 2009 / 2010
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Proses
pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Analisis
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Penyusunan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pelaporan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
G. Rencana Anggaran biaya
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung
jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1. Fotocopy Naskah :
Rp 20.000,00
2. Kerta folio 1
pack : Rp 30.000,00
3. jilid buku : Rp 10.000,00
4. Rental
Komputer : Rp 50.000,00
5. lain – lain : Rp 20.000,00
JUMLAH
: Rp 130.000,00
H. Tim Peneliti
Nama : Dian Andiyawati
NIP : 19730906 200801 2 008
Jabatan : Guru Kelas IV SD Pedurungan lor 01
I. Daftar Pustaka
-
Buku – buku Matematika Penerbit
erlangga
-
www. Howitzer’s site
KISI – KISI INSTRUMEN
JUDUL : Meningkatkan Partisipasi siswa kelas IV SD Pedurungan Lor 01
Semarang dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
No |
Variabel |
Indikator |
Sumber data |
Alat / Instrumen |
1. |
Partisipasi Siswa |
- Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok- Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok- Kedisiplinan dalam diskusi kelompok- Mentaati peraturan yang telah ditentukan dalam diskusi kelompok |
Siswa |
Observasi |
2. |
Aktivitas siswa dalam pembelajaran metode kooperatif tipe jigsaw |
- Keaktifan mencari informasi- Aktif Tanya jawab dengan ahli- Aktif dalam menyanggah jika kurang berkenan- Aktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan- Ketepatan dalam menyimpulkan hasil diskusi |
Siswa |
Observasi |
3. |
Aktivitas Guru dalam pembelajaran metode kooperatif tipe jigsaw |
- Melakukan apersepsi- Melaksanakan pembelajaran sesuai materi- Membimbing siswa dan menerangkan peraturan diskusi- Menggunakan media pembelajaran yang tepat- Mengelola waktu secara efisien- Melaksanakan refleksi |
Guru |
Observasi, angket |
Lembar Pengamatan partisipasi siswa
Kelas IV SD Pedurungan Lor 01 Semarang
Pertemuan…. Siklus….
Nama Siswa / No Absen :
Materi :
Hari / Tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda cek (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan
No |
Indikator |
Tingkat kemampuan |
Total Jumlah Skor |
|||
|
|
1 |
2 |
3 |
4 |
|
1. |
Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
2. |
Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
3 |
Kedisiplinan dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
4 |
Mentaati peraturan yang telah ditentukan dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
Kriteria Penilaan : Semarang,…..
31 – 40 A Guru Kelas IV
21 – 30 B
11 – 20 C
≤ 10 D Dian Andiyawati
Lembar Pengamatan partisipasi siswa
Kelas IV SD Pedurungan Lor 01 Semarang
Dalam pembelajaran matematika model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Pertemuan…. Siklus….
Nama Siswa / No Absen :
Materi :
Hari / Tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda cek (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan
No |
Kategori Pengamatan |
Skor dan Indikator |
|||
|
|
1 |
2 |
3 |
4 |
1. |
Keaktifan mencari informasi |
|
|
|
|
2. |
Aktif Tanya jawab dengan ahli |
|
|
|
|
3 |
Aktif dalam menyanggah jika kurang berkenan |
|
|
|
|
4 |
Aktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan |
|
|
|
|
5 |
Ketepatan dalam menyimpulkan hasil diskusi |
|
|
|
|
Kriteria Penilaan : Semarang,………
1 = Kurang Guru Kelas IV
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat baik Dian Andiyawati
Lembar Pengamatan partisipasi siswa
Kelas IV SD Pedurungan Lor 01 Semarang
Pertemuan…. Siklus….
Nama Siswa / No Absen :
Materi :
Hari / Tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda cek (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan
No |
Indikator |
Tingkat kemampuan |
Total Jumlah Skor |
|||
|
|
1 |
2 |
3 |
4 |
|
1. |
Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
2. |
Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
3 |
Kedisiplinan dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
4 |
Mentaati peraturan yang telah ditentukan dalam diskusi kelompok |
|
|
|
|
|
Kriteria Penilaan : Semarang,…..
31 – 40 A Guru Kelas IV
21 – 30 B
11 – 20 C
≤ 10 D Dian Andiyawati
LAMPIRAN
2 :
FORMAT PENDAFTARAN JUDUL SKRIPSI
Nama
Mahasiswa : DIAN
ANDIYAWATI
NIM :
1402908159
Semester : 8 ( Delapan )
1.
Identifikasi masalah dalam PTK
a.
Kemukakan masalah – masalah
yang anda hadapi ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( yang berkaitan
dengan penggunaan media, strategi, model, system penilaian, implementasi
kurikulum ) dsb
1. 45 % Siswa kelas IV SD Pedurungan Lor 01 kurang dapat
menguasai tehnik menggambar peta pada pelajaran IPS.
2.
Hampir 75 % siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 tidak berminat pada pembelajaran seni tari.
3.
30 % siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 kurang memahami susunan Pemerintahan pada pembelajaran Pkn.
4.
20 % siswa kelas IV SD
pedurungan Lor 01 kurang konsentrasi pada pembelajaran Agama.
b.
Pilih salah satu masalah yang
menurut anda paling mendesak untuk dipecahkan
à Masalah yang paling mendesak adalah 75 % siswa kelas IV SD
Pedurungan Lor 01 tidak berminat pada pembelajaran seni tari.
c.
Beri alasan mengapa masalah
tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya!
Alasan masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya
karena :
1. Dilihat dari jumlah presentase yang tidak berminat pada
pembelajaran seni tari sangat besar,
jika dibiarkan maka ini akan mengganggu proses belajar mengajar secara
keseluruhan karena pembelajaran yang efektif dan efisien tidak dapat
dilaksanakan
2. Pendidikan kesenian sangat penting dalam proses transformasi ilmu
karena merupakan penyeimbang dari kegiatan berfikir antara otak kanan dan otak
kiri.
3. Dengan Pendidikan Kesenian anak akan bisa menjadi lebih cerdas
sekaligus menjadi lebih bijak
d.
Faktor – faktor penyebab
munculnya masalah yang dirumuskan tersebut !
Faktor penyebab munculnya masalah :
1. Media pembelajaran seni tari yang dimiliki oleh siswa kurang
bahkan cenderung tidak punya sama sekali .
2. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah kurang dimaksimalkan
penggunaanya.
3. Kurangnya guru dalam menggunakan metode pembelajaran hingga siswa
tidak berminat dalam pembelajaran seni tari
e.
Dapatkan satu alternatif
pemecahan masalah untuk memecahkan masalah urgent yang anda hadapi tersebut!
Alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari analisis dan didasarkan pada
TEORI tertentu
à Masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan PENDEKATAN KOOPERATIVE
TIPE JIG SAW dan untuk lebih meningkatkan minat siswa pembelajaran dilengkapi
dengan MEDIA AUDIO VISUAL
f.
Tuliskan lokasi Penelitian
anda!
à Penelitian berlokasi SD. Pedurungan
Lor 01 pada siswa kelas IV
2. Judul
PTK
Tulis Judul PTK yang anda
usulkan !
MENINGKATKAN MINAT DAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SD PEDURUNGAN LOR
01 DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI NUSANTARA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIVE TIPE
JIG SAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
Semarang, Maret 2010
Divalidasi Tanggal Peneliti
Tim Dewan Skripsi
_____________________ DIAN ANDIYAWATI
NIP.
NIM. 1402908159
Tidak ada komentar:
Posting Komentar